Tips Anti Sakit Kepala Saat Puasa Agar Tetap Produktif
Bulan Ramadan merupakan bulan di mana umat Muslim menjalankan ibadah puasa selama kurang lebih 30 hari. Selama puasa, umat Muslim tidak diperkenankan untuk makan dan minum mulai dari adzan subuh sampai dengan buka puasa saat adzan maghrib.
Meski puasa memiliki efek yang baik terhadap tubuh serta menyempurnakan ibadah, namun puasa juga dapat menyebabkan beberapa keluhan. Di antaranya adalah mulas, nyeri otot, lemas dan kelelahan, stres, gangguan pencernaan seperti maag hingga sakit kepala saat puasa. Keluhan ini dapat disebabkan oleh perubahan pola makan, pola tidur, dan gaya hidup (1).
Penyebab sakit kepala saat puasa
Menjelang bulan Ramadan, sering kali kita kita merasakan sakit kepala. Sakit kepala ini dapat disebabkan oleh dehidrasi, rasa lapar, kurangnya istirahat, atau efek samping akibat perubahan pola penggunaan nikotin (2).
Peneliti Paola Torelli dan Gian Camillo Manzoni menganalisa bagaimana terjadinya sakit kepala saat puasa, dan menyatakan bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh durasi puasa dan disebabkan oleh beberapa hal lainnya, yaitu (3):
- Hipoglikemi atau kurangnya kadar gula dalam darah.
- Serta dehidrasi.
Perubahan kadar gula darah yang fluktuatif (naik dan turun dengan cepat) dapat menyebabkan sakit kepala saat puasa, dan dapat diperparah oleh durasi. Hipoglikemi juga dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah di kepala. Pelebaran pembuluh darah ini diduga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya sakit kepala saat puasa. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya sakit kepala saat puasa berupa nyeri terutama di daerah dahi, terasa seperti ditekan, tidak berdenyut, dengan intensitas ringan-sedang (3).
Bisakah mencegah sakit kepala di saat puasa?
Sakit kepala saat puasa bukan hanya dapat dikurangi tingkat keparahannya namun juga dapat dicegah, dengan cara:
- Ketika menjalani puasa disarankan untuk membatasi aktivitas menjadi aktivitas ringan-sedang (1).
- Ketika berpuasa disarankan untuk menghindari cahaya matahari langsung, menggunakan topi atau kacamata hitam saat beraktivitas di bawah terik matahari (2).
- Mengurangi kaku otot dengan melakukan relaksasi seperti pijat (1).
Cara agar tubuh tetap fit saat puasa
Menjaga tubuh tetap fit selama puasa juga dapat mencegah terjadinya sakit kepala saat puasa. Berikut cara yang dapat kamu lakukan:
- Sakit kepala saat puasa dapat dicegah dengan cara menjaga hidrasi tubuh agar tetap baik dan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Kebutuhan hidrasi dapat dipenuhi saat sahur dan buka puasa dengan mengonsumsi air sesuai kondisi tubuh.
- Konsumsi cairan secara rutin 1.8L/24 jam untuk memenuhi kebutuhan dan keseimbangan tubuh (4).
- Disarankan untuk makan dengan porsi secukupnya selama bulan puasa. Makanan yang direkomendasikan adalah makanan yang mengandung serat seperti sayur, buah, dan gandum. Makanan yang sebaiknya dihindari selama bulan puasa adalah makanan kaleng atau makanan cepat saji serta makanan yang mengandung kadar gula dan lemak yang terlalu tinggi. Makanan selama bulan puasa sebaiknya tidak dimasak dengan metode deep fried atau menggunakan minyak yang berlebihan (2).
- Saat puasa disarankan untuk berolahraga dengan intensitas ringan sedang seperti aerobik dan yoga (4).
Konsumsi Obat untuk Atasi Sakit Kepala Saat Puasa
Jika sakit tak tertahankan sudah terlanjur terjadi, ada beberapa pilihan obat yang bisa dikonsumsi seperti:
- Parasetamol merupakan obat antinyeri nonopioid non NSAID (4) yang sering digunakan untuk terapi nyeri kepala dan migrain.
- Obat pereda nyeri Parasetamol kombinasi dengan Kafein:
- Parasetamol dapat digunakan sendiri atau dikombinasi dengan kafein (6). Kafein sering digunakan sebagai tambahan pada obat analgesik karena dapat meningkatkan efek analgesik NSAID dan parasetamol.
- Kafein dapat meningkatkan penyerapan parasetamol, mempercepat kerja parasetamol (4). Dibandingkan dengan obat yang hanya mengandung paracetamol, obat yang mengandung kombinasi parasetamol dan kafein lebih cepat diserap oleh tubuh.
- Kafein juga dapat mengurangi kadar obat yang dibuang tubuh sehingga efek antinyeri parasetamol lebih cepat muncul dan efeknya lebih tahan lama (4). Obat yang mengandung kombinasi parasetamol dan kafein memiliki potensi 1,41 kali lebih tinggi dibandingkan obat yang hanya mengandung parasetamol (4).
- Obat yang mengandung parasetamol dikombinasi dengan kafein banyak dijual bebas dan dapat digunakan untuk mengatasi sakit kepala saat puasa. Penggunaan parasetamol dikombinasi dengan kafein harus disesuaikan dengan aturan penggunaan untuk efek obat yang optimal dalam mengatasi sakit kepala saat puasa, gak pake lama!
CH-20220322-08
Artikel ini ditulis oleh:
dr. Ruth Katrin Goldina
Artikel ini ditinjau oleh:
dr. Riana Nirmala Wijaya - Medical Affairs Bayer Consumer Health
Referensi :
- Moolla A, Khalid N, Chowdhury T, Harkness AS. Fasting and health during Ramadan. Br J Fam Med [Internet]. 2014 [cited 2022 Mar 4];2(3). Available from: https://www.bjfm.co.uk/fasting-and-health-during-ramadan
- Mahroof R, Syed Ri, El-Sharkawy A, Hasan T, Ahmed S, Hussain F. Ramadan Health Guide. NHS. 2007.
- Torelli P, Manzoni GC. Fasting Headache. Curr Pain Headache Rep [Internet]. 2010 May 20 [cited 2022 Mar 4];14(4):284–91. Available from: https://link.springer.com/article/10.1007/s11916-010-0119-5.
- Attinà A, Leggeri C, Paroni R, Pivari F, Cas MD, Mingione A, et al. Fasting: How to guide. Nutrients. 2021;13(5):1–19.
- Renner B, Clarke G, Grattan T, Beisel A, Mueller C, Werner U, et al. Caffeine accelerates absorption and enhances the analgesic effect of acetaminophen. J Clin Pharmacol. 2007 Jun;47(6):715–26.
- Freo U, Ruocco C, Valerio A, Scagnol I, Nisoli E. Paracetamol: A Review of Guideline Recommendations. J Clin Med [Internet]. 2021 Aug 1 [cited 2022 Mar 5];10(15). Available from: /pmc/articles/PMC8347233/
- Renner, Bertold et al. 2007. Caffeine Accelerates Absorption and Enhances the Analgesic Effect of Acetaminophen. Journal of Clinical Pharmacology,2007;47:715-726 the American College of Clinical Pharmacology.
- Laska, Eugene M. 1984. Caffeine as an Analgesic Adjuvant. The Journal of the American Medical Association Vol 251, No 13.