Cara Meredakan Pusing Dengan Cepat
Saat Puasa Ramadan
Setiap tahunnya, umat Muslim di seluruh dunia dipertemukan dengan ibadah puasa yang merupakan salah satu rukun Islam. Di Indonesia, ibadah puasa Ramadan berlangsung sepanjang 13-14 jam selama 30 hari, dan diakhiri dengan perayaan Idul Fitri yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Muslim.
Namun, selama durasi ibadah puasa yang cukup panjang tersebut, terkadang beberapa orang merasakan gejala seperti sakit kepala. Hal ini sangatlah wajar terjadi sebagai proses dari menjalankan ibadah puasa. Yuk, cari tahu lebih lanjut tentang gangguan tersebut dan cara menghilangkan pusing dengan cepat terutama saat menjalani puasa.
Gangguan Umum Saat Puasa
Puasa dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan munculnya beberapa keluhan pada tubuh dan mengganggu aktivitas sehari-hari, contohnya seperti:
- Gangguan saluran pencernaan seperti gastritis atau maag.
- Nyeri pada bagian kepala, atau sering disebut pusing.
Nyeri kepala atau pusing yang dialami saat puasa dapat bervariasi dari ringan hingga berat dan mengganggu aktivitas. Pusing yang berat dapat menyebabkan terganggunya ibadah puasa (1).
Pusing Saat Bulan Puasa, Apakah Berbeda dengan Biasanya?
- Gejala: Pusing saat puasa dapat dirasakan sebagai nyeri pada kedua sisi kepala, di daerah dahi dan pelipis, umumnya berdenyut dengan intensitas ringan sedang, dan dapat berlangsung selama 1-2 jam (2).
- Waktu: Pusing pada puasa seringkali terjadi pada sore hari menjelang buka puasa pada awal bulan puasa, dan seringkali pada siang hari pada akhir bulan puasa (2).
- Penyebab: Penyebab pusing saat puasa dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti dehidrasi, hipoglikemia atau kurang gula, penghentian konsumsi kafein selama bulan puasa, serta perubahan gaya hidup dan kurang tidur (1).
Cara Menghilangkan Pusing dengan Cepat Saat Puasa
Terdapat beberapa cara menghilangkan pusing dengan cepat saat puasa yang bisa kamu lakukan.
- Langsung beristirahat atau tidur. Cara menghilangkan pusing dengan cepat saat puasa yang pertama adalah segera beristirahat dari aktivitas karena stress dan kelelahan dapat menyebabkan sakit kepala atau pusing. Tidur dapat membantu meredakan pusing saat puasa (3).
- Berhenti puasa bila dengan istirahat keluhan tidak membaik. Cara menghilangkan pusing dengan cepat yang kedua adalah apabila nyeri kepala atau pusing yang dirasakan berat dan mengganggu aktivitas, segera hentikan puasa. Bila terjadi dehidrasi, segera minum air untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh. Konsumsi sedikit gula dapat membantu meringankan penyakit (3,4).
- Konsumsi obat anti nyeri. Salah satu cara menghilangkan pusing dengan cepat saat puasa adalah dengan meminum obat. Pusing saat puasa umumnya akan membaik setelah puasa dihentikan, kamu bisa mengonsumsi obat anti nyeri mengandung parasetamol dan kafein(3) yang bekerja cepat dalam 15 menit (5).
5 Tips Agar Pusing Ketika Puasa Tidak Mudah Kambuh
Tahukah kamu, jika nyeri kepala atau pusing saat puasa dapat dicegah sendiri di rumah? Ini dia 5 cara menghilangkan pusing dengan cepat saat puasa yang bisa kamu terapkan, di antaranya adalah:
- Mengurangi kafein: Orang yang terbiasa mengonsumsi kafein disarankan untuk menurunkan tingkat konsumsi kafein beberapa minggu sebelum puasa Ramadan (1). Kafein yang dimaksud adalah dalam bentuk minuman seperti kopi.
- Membatasi konsumsi gula: Konsumsi gula yang berlebihan saat sahur, seperti kue, cookies, atau yang mengandung pemanis buatan, dapat menyebabkan gangguan keseimbangan kadar gula darah, menyebabkan terjadinya pusing saat puasa sehingga diet dengan nutrisi seimbang direkomendasikan untuk mencegah pusing saat puasa (3,6,7).
- Minum banyak air: Disarankan untuk mengonsumsi cukup cairan sebelum dan setelah puasa agar tubuh tidak mengalami dehidrasi (1).
- Sempatkan beristirahat: Istirahat dan menjaga pola tidur juga dapat membantu mencegah terjadinya pusing saat puasa (1,3).
- Segera minum obat: Minum obat anti nyeri yang mengandung Parasetamol, Propyphenazone, dan Kafein yang dapat menghilangkan pusing dengan cepat dalam 15 menit (5,8). Pemberian kombinasi Parasetamol, Propyphenazone, dan Kafein dapat meredakan pusing dengan cepat karena efek analgesik (meredakan nyeri) yang cepat dan tahan lama. Kombinasi ketiga obat ini dapat mempercepat munculnya efek analgesik sekaligus meningkatkan efek analgesik obat. Dengan kombinasi obat, efek analgesik akan bertahan lebih lama dibandingkan meminum obat yang mengandung 1 jenis obat saja (9). Obat ini dapat dikonsumsi 3 kali sehari hingga nyeri kepala hilang (6,8,9).
Jadi, tak perlu khawatir, sakit kepala saat bulan puasa sangatlah wajar. Namun jangan sampai lalai, kesehatan dan keselamatan adalah prioritas utama kita agar tetap bisa beribadah selama berpuasa. Jika pusing menyerang, jangan ragu beristirahat sejenak dan mengonsumsi obat sakit kepala yang mengandung Parasetamol, Propyphenazone, dan Kafein (9) untuk mengatasinya karena bekerja cepat dalam 15 menit. Sakit kepala reda, gak pake lama!
CH-20230224-02
Artikel ini ditulis oleh:
dr. Ruth Katrin Goldina
Artikel ini ditinjau oleh:
dr. Riana Nirmala Wijaya - Medical Affairs Bayer Consumer Health
Referensi :
- Al-Hashel, J. Y. et al. (2021) ‘Worsening of migraine headache with fasting Ramadan’, Clinical Neurology and Neurosurgery, 209(April), p. 106899. doi: 10.1016/j.clineuro.2021.106899.
- Chew, N. K. et al. (2001) ‘Ramadan headache’, pp. 13–17.
- The headache Clinic (2017) Management of headaches while fasting, theheadacheclinic.net. Available at: https://www.theheadacheclinic.net/wp-content/uploads/2017/06/ReligiousFastingMay2017.pdf.
- Torelli, P. and Manzoni, G. C. (2010) ‘Fasting Headache’, Current Pain and Headache Reports, 14(4), pp. 284–291. doi: 10.1007/S11916-010-0119-5.
- Freo, U. et al. (2021) ‘Paracetamol: A Review of Guideline Recommendations’, Journal of Clinical Medicine, 10(15). doi: 10.3390/JCM10153420.
- Khan, J. et al. (2021) ‘Genetics, pathophysiology, diagnosis, treatment, management, and prevention of migraine’, Biomedicine and Pharmacotherapy, 139, p. 111557. doi: 10.1016/j.biopha.2021.111557.
- Mahroof, R. et al. (2007) Ramadan Health Guide, NHS.
- Zhang, W. Y. (2001) ‘A benefit-risk assessment of caffeine as an analgesic adjuvant’, Drug Safety, 24(15), pp. 1127–1142. doi: 10.2165/00002018-200124150-00004.
- Boitel, N. D. M. D., Alleaume, B. and Bony, R. de (1996) ‘An open pilot study on the onset of action of a propyphenazone/paracetamol/caffeine combination in pain following dental surgery’, European Journal of Clinical Research, 8, pp. 211–218.