Cara Mengatasi Kepala Pusing Akibat Memakai Masker Terlalu Lama
Masa pandemi yang telah terjadi selama lebih dari setahun dan belum juga selesai mau tidak mau mengubah banyak hal dalam hidup, termasuk gaya hidup di luar rumah yang mengharuskan semua orang mengenakan masker untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari paparan penyebaran virus Covid-19 (1,2). Masker yang baik haruslah menutup hidung dan mulut dengan sempurna yang didukung oleh tali di sekitar belakang telinga atau sekeliling kepala untuk menjaga posisi masker wajah supaya tidak mudah jatuh dan terlepas. Kendati menjadi sebuah upaya untuk menekan penularan virus COVID-19, masalah baru kemudian muncul terkait penggunaan masker wajah ini yaitu sakit kepala akibat memakai masker terlalu lama (1).
Kepala pusing akibat masker rentan dialami oleh tenaga medis yang hampir 24 jam selalu memakai masker dan juga profesi lain yang setiap harinya berada di luar rumah yang mengharuskan berinteraksi dengan banyak orang. Hal ini terjadi karena tali masker yang ketat dan digunakan dalam waktu lama menekan area telinga dan kepala yang disebut sebagai temporomandibular joint (TMJ) dan terjadinya iritasi atau ketegangan sehingga kemudian saraf sakit mengirimkan sinyal ke otak yang memberikan respon berupa sakit di kepala (1).
Selain tekanan pada TMJ yang membuatnya iritasi atau menegang, pemakaian masker yang terlalu lama juga pasti menghambat suplai oksigen pada sistem pernafasan sehingga seluruh sel tubuh kekurangan pasokan oksigen, termasuk juga otak. Saat otak kekurangan oksigen beberapa gejala bisa terlihat, salah satunya adalah sakit di kepala (2).
Meskipun memberikan efek kesehatan yang ternyata cukup mengganggu, penggunaan masker dengan benar tetap harus dilakukan supaya resiko penularan COVID-19 bisa diminimalisir. Dengan kata lain, yang perlu dilakukan adalah menemukan cara untuk mengatasi kepala pusing akibat memakai masker.
Mengingat pusing yang terjadi disebabkan oleh tekanan pada area tertentu di sekitar kepala dan juga suplai oksigen yang berkurang, beberapa cara berikut bisa dicoba untuk menghindari dan juga mengatasi kepala pusing yang dirasakan.
1. Hindari menggunakan masker yang ketat
Tali masker yang ketat ditujukan agar masker tidak mudah lepas ketika digunakan untuk berkegiatan, apalagi jika setiap hari harus berada di luar rumah dan bertemu banyak orang. Siasati hal tersebut dengan cara menghindari penggunaan masker ketat seperti jenis N95 jika memungkinkan. Misalnya saja ketika sedang sendirian di ruangan yang bersih atau berada di dalam kantor dengan kolega yang sudah menjaga jarak dengan baik, ganti masker dengan jenis yang lebih ringan seperti masker medis tiga lapis. Saat ini juga sudah tersedia opsi masker dengan tali yang lebih nyaman serta fleksibel, karena penggunaan masker yang lebih ringan dapat memberikan waktu istirahat bagi saraf dan area sekitar kepala supaya tidak tertekan terus menerus dan membuat kepala pusing (1).
2. Perhatikan posisi gigi dan rahang ketika memakai masker
Posisi gigi dan rahang yang kaku ketika memakai masker dapat memperparah sakit kepala yang dirasakan. Kekakuan posisi rahang ini biasanya diakibatkan oleh rasa cemas ataupun stress ketika mengalami sesuatu di lingkungan kerja dan menjadikan otot rahang menegang secara otomatis. Ketegangan otot dalam waktu lama inilah yang kemudian mengundang sakit kepala. Oleh karena itu, ada baiknya selalu mengontrol posisi gigi dan rahang: gigi tidak boleh saling bersentuhan dan rahang harus dalam keadaan rileks (1).
3. Jaga posisi leher dan kepala
Postur duduk dan berdiri yang tidak tepat juga dapat menjadi pemicu pusing, apalagi dengan adanya masker yang menempel dan menekan kepala. Itulah sebabnya sebisa mungkin jaga postur kepala dan leher tetap baik dan rileks ketika beraktifitas. Posisi kepala dan leher yang tidak baik hanya akan menambah tekanan pada otot di sekitar leher ketika memakai masker sehingga rentan mengundang rasa nyeri di kepala yang bagi sebagian orang, tidak tertahankan (1).
4. Ambil waktu istirahat masker pada situasi aman
Hal terakhir yang bisa dilakukan dan direkomendasikan untuk profesi apapun yang mengharuskan bekerja di luar rumah adalah melepaskan masker ketika situasi aman. Contohnya ketika waktu istirahat dimana Anda bisa kembali ke ruangan yang steril tanpa orang lain berada di sekitar, berikan rehat pada kepala dan belakang telinga dari tekanan tali masker yang ketat. Meskipun mungkin waktu istirahat ini tidak lama namun setidaknya otot dan saraf memiliki kesempatan untuk lebih rileks dan santai sesaat. Harapannya, dengan tekanan yang berkurang ini otot sekitar kepala dan telinga tidak terus menerus tegang dan mengirimkan sinyal sakit ke otak yang mengakibatkan nyeri kepala (1,2).
Namun demikian, bila sakit kepala melanda dan tidak ada waktu untuk melakukan langkah-langkah di atas karena situasi kerja yang butuh cepat atau sedang berada di tempat dengan banyak orang, yang dibutuhkan untuk mengatasi sakit kepala adalah obat cepat redakan nyeri dengan parasetamol dan juga kafein (3,4)yang dapat menghilangkan sakit kepala gak pake lama. Bila setelah 5 hari rasa sakit tidak berkurang, segera hubungi dokter.
LMR-CH-20210727-57
Artikel ini ditinjau oleh:
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health Indonesia
Referensi :
- Can a Face Mask Give You a Headache?, diakses pada 16 Juni 2021 dari https://www.summitortho.com/2020/09/08/can-a-face-mask-give-you-a-headache/
- How to prevent PPE and Mask Related Headache, diakses pada 16 Juni 2021 dari https://www.practicalpainmanagement.com/resources/news-and-research/pandemic-care-how-healthcare-providers-can-prevent-ppe-headaches
- Laska, Eugene M. 1984. Caffeine as an Analgesic Adjuvant. The Journal of the American Medical Association Vol 251, No 13.
- Renner, Bertold et al. 2007. Caffeine Accelerates Absorption and Enhances the Analgesic Effect of Acetaminophen. Journal of Clinical Pharmacology, 2007;47:715-726 the American College of Clinical Pharmacology